;

Myrmeleon sp

BAB I
LATAR BELAKANG


1. Latar Belakang

Penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang kehidupan belalang. Belalang banyak ditemukan di berbagai daerah dan berbagai Negara. Belalang dapat hidup di musim tropis dan sub-tropis. Belalang dapat memperhatikan apa yang ditangkap penglihatannya seperti garis kaki langit (horizon) untuk menentukan arah terbang dan tujuan akhirnya. Untuk mengokohkan keseimbangan kedudukannya, lalat telah diciptakan dengan rancangan yang lebih luar biasa lagi. Belakang memiliki masing-masing sayap itu terdapat tonjolan melingkar yang dikenal sebagai halter (pengekang). Meskipun tidak menghasilkan gaya angkat, pengekang ini bergetar bersama sayap-sayap depan. Belalang pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang betina pada saat hamil menghasilkan massa busa yang disebut ootheca. Ootheca dapat memuat seratus hingga beribu butir telur yang ada didalam katung busa dan menetas dalam kurun waktu lima bulan. Sebagian spesies menetas dalam interval kecil, dan proses penetasan dapat berlangsung hingga lima minggu ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Semua belalang dihasilkan dari belalang betina.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat perbedaan macam-macam belalang di kecamatan-kecamatan di Kota Malang?



3. Tujuan Penelitian
a. Dapat mengetahui kehidupan belalang.
b. Dapat mengetahui tingkah laku belalang.
c. Dapat mengetahui kegunaan atau manfaat belalang.

4. Manfaat Penelitian
a. Sebagai predator untuk mengendalikan hama.
b. Juga dapat di goreng untuk lauk makan pada penduduk di desa.


























BAB II
KAJIAN PUSTAKA


Morfologi luar belalang

1. Eksosekeleton
Belalang mempunyai eksosekeleton yang berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam. nEksosekeleton berupa kutikula yang terdiri atas zat khitin dan terbagi menjabi segmen-segmen. Antara segmen satu dengan lainnya terdapat sutura yaitu bagian lunak, dan berfungsi untuk memudahkan pergerakan abdomen, sayap, kaki, antenna, dan lain-lain. Setiap segmen tubuh tersusun dari potongan-potongan terpisah yang dikenal sebagai sklereit. Beberapa sklereit dari segmen khusus tidak dapat dibedakan sehingga sutura tidak berfungsi lagi. Tubuh belalang dibedakan menjadi 3 kelompok segmen yaitu kepala (caput), dada (torak) dan perut (abdomen).
2. Kepala (caput)
Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen tersebut tidak nampak lagi pada hewan dewasa, tetapai pada saat embrio teramati. Bukti adanya keenam segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendik yang meliputi pleural, antenna, interkalari, mandibula, maksila, dan labial.
Eksosekeleton kepala dikenal sebagai epioranium yang terletak di sebelah belakang mata. Genae merupakan bagian yang terletak di kedua sisi lateral bagian kepala bagian depan. Sedangkan sklereit empat persegi panjang yang terletak dibawah epioranium depan disebut clypeus.
Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata majemuk dilindungi oleh bagian transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yaitu disebut sebagai facet. Setiap facet merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut onimatidium. Adanya struktur ini akan memberikan gambaran mazaik seperti dada udang. Di antara beberapa serangga, kemungkinan belalang mampu membedakan warna. Selain mata majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus di daerah kepala bagian atas serta tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya terdapat batang optic yaitu rhabdom. Bagian terluar mata sederhana terdapat lensa transparan yang merupakan modifikasi dari kutikula.
Selain mata, terdapat juga sepasang antenna yang panjang dan mobil (bergerak-bergerak). Antena belalang berbentuk benang dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada antenna terdapat rambut-rambut sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indera pembau.
3. Bagian-bagian mulut
Labrum atau bibir atas terletak di sisi ventral clypeus. Disebelah bawah labrum terdapat organ yang bentuknya seperti lidah yaitu hypopharynx. Disetiap sisinya terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk menggiling makanan. Disebelah bawah mandibula terdapat sepasang maxilla. Setiap maxilla terdiri atas cardo, stipes, lacinia, galea, dan palpus maxillary. Labium bawah terdiri atas submentum, mentum, ligula, dan palpus labial yang tyerdapat pada setiap sisinya. Labrum dan labium berperan memegang makanan diantara mandibula dan maxilla yang bergerak secara lateral untuk membedakan jenis makanan karena adanya organ-organ indera.




4. Dada(Thorax)
Dada terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax. Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksosekeleton, dibagian dorsal disebut tergum, disisi lateral disebut pleura, disisi ventral disebut sternum. Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut tegmina. Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau dari strukturnya sebuah sayap terdiri atas membrane atas dan membrane bawah sayap anterior berupa lembaran tebal tidak tembus cahaya, sedang sayap posterior berupa lembaran tipis dan transparan. Di sisi lateral mesothorax dan metathorax terdapat spirakel yang merupakan lubang dari system respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaki. Setiap kaki tersusun atas 5 segmen.


5. Perut (abdomen)
Segmen pertaman abdomen berfusi dengan metathorax. Hasil penggabungan ini hanya terdiri atas tergum saja, dan disetiap sisi segmen terdapat membrane tympani berbentuk oval yang merupakan penutup sebuah kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan ke 10, sternumnya berfusi. Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan membentuk alat genitalia. Pada hewan jantan terdiri atas lempengsubgenital, 2 lempeng podical, dan 2 cerci. Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podical, 2 cerci, dan 3 pasang lempeng yang dapat digerakkan dimana membentuk ovipositor, alat untuk meletakkan telur.



6. Anatomi dan Fisiologi
Sistem organ yang dimiliki belalang sama seperti yang dimiliki hewan tingkat tinggi. System organ tersebut terletak di dalam rongga tubuh yang di daerah (homocoel). System organ adalah sebagai berikut.
a. Sistem Otot
Otot yang dimiliki belalang tergolong oot lurik, bersifat sangat lunak dan lembut, tetapi cukup kuat. Di daerah perut otot tersebut tersusun bersegmen-segmen, sedangkan didaerah kepala dan dada tidak tersusun bersegman-segman. Otot ini membantu gerak dari mandibula, sayap, kaki didaerah metatorak, dan ovisipor.

b. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang di setiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesotorak dan metatorak. Organ selanjutnya adalah proventrikulus yang berperan sebagai penggiling. Usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kaning berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pancernaan, dan hasil sekresi ini akan diberikan ke lambung. Sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum, dan anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung, anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.

c. Sistem Sirkulasi
Organ system sirkulasi berupa pembuluh tunggal yang diselubungi sinus perikardii dan terletak ditengah-tengah sepanjang tubuh dalam rongga abdomen. Pembuluh tersebut dianggap sebagai jantung belalang. Jantung ini tebagi menjadi kamar-kamar yang tersusun segmental. Masing-masing kamar memiliki hubungan dengan sinus perikardii melalui sepasang ostia yang terletak dileteral jantung. Ujung anterior jantung membentuk sebuah aorta yang menuju ke daerah kepala ke dalam homocoel di daerah kepala. Pada saat jantung berkontraksi secara bergelombang dari posterior ke anterior, ostia tertutup oleh katup, dan darah didorong ke anterior. Selanjutnya darah keluar dari jantung menuju organ-organ yang terdapat di dalam homocoel. Darah terdiri atas plasma dan sel- sel darah putih (leukosit). Fungsi darah adlah hanya membawa zat-zat makanan, tidak berperan dalam respirasi.

d. Sistem Respirasi
Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa udara atau trachea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara keseluruh bagian tubuh. Trachea terdiri atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trakea membentuk penebalan seprupa spriral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh hewan. Batang pokok trachea tersebut berhubungan dengan lingkungan luar melalui aperture yang berpasangan yaitu spirakel atau stigma yang tersusun segmental. Dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah torax (protorax dan metatorax) dan satu pasang pada masing-masing segmen dari delapan segmen, mulai dari segmen pertama abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katub yang berperan mengurangi hilangnya air dari cairang tubung, melindungi dari parasit, partikel-partikel, dan air. Katup spirakel membuka sebagai respon tinggi dari tingginya kadar CO2 di dalam hemolimfe. Batang trachea yang besar bercabang-cabang menjadi cabang trachea yang semakin kecil. Cabang trachea yang sangat tipis adalah tracheolus, dan secara umum memiliki diameter ± 0,1 µm. Tracheolus berhubungan langsung dengan jaringan dan berperan mensuplai kebutuhan O2 serta membawa CO2 hasil metabolisme tubuh. Ujung akhir trakheolus terletak pada otot atau organ lainnya berupa ujung buntu dan terisi cairan. Selama otot berkontraksi kosentri cairan tubuh disekitar trakheolus meningkat.
Kedaan ini menyebabkan cairan dalam trakheolus berdifusi keluar, sehingga membawa O2 menuju kebagian yang memerlukan. Setelah aktivitas otot berhenti, hasil-hasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic cairan sel, akibatnya air kembali ke trakheolus. Pada belalang 4 pasang spirakel pertama membuka saat inspirsi dab menutup saat ekspirasi. Sedangkan 6 pasang spirakel lainnya tertutup saat inspirasi dan membuka saat ekspirasi.

e. Sistem Ekskresi
Proses ekskresi dan osmoregulasi serangga bergantung pada tubulus malpighi dan rektumnya. Setiap serangga memiliki 2 sampai dengan ratusan tubulus malpighi yang tipis. Tubulus malpighi umumnya berwarna kuning dan memiliki otot untuk menjaga pergerakannya di dalam hemocoel. Salah satu ujung dari setiap tubulus malpighi melekat pada perbatasan antara usus tengah dan usus belakang. Sedangkan ujung lainnya tidak melekat atau jika melekat yaitu ke rektum.

f. System Saraf
Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur mata, antena, dan labrum. Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal connective. Ganglion subesofageal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama dan berfungsi mengatur bagian-bagian mulut. Selanjutnya ke arah posterior berhubungan dengan sepasang ganglion besar di setiap segmen thorax. Ganglion yang terdapat di dalam segmen metathorax merupakan ganglion terbesar, dan sebenarnya merupakan gabungan dari ganglion segmen metathorak dengan ganglion segmen pertama abdomen. Di dalam abdomen terdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada segmen kedua abdomen sebenarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari segmen kedua dan ketiga abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen ketujuh merupakan gabungan dari ganglion segmen ketujuh sampai ke 11 abdomen.

g. Organ-organ Indera
Belalang memiliki organ-organ penglihatan, pendengaran, peraba, persa, dan pembau. Organ penglihatan berupa mata majemuk dan ocelli. Daya lihat mata majemuk ini sama seperti yang dimiliki udang yaitu menghasilkan bayangan mosaik. Sedangkan ocelli mungkin tidak digunakan untuk melihat objek, tetapi hanya organ yang peka tehadap cahaya. Organ pendengaran terletak di lateral tergit dari segmen pertama abdomen. Organ tersebut terdiri atas tympani yang direntang di dalam cincin berkitin yang bentuknya hampir bulat. Organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang terletak di permukaan berbagai bagian tubuh belalang, tetapi khususnya di permukaan antenna. Organ perasa terletak di bagian-bagian mulut sedangkan antenna merupakan organ pembau.

h. Sistem Reproduksi
Belalang betina dapat dengan mudah dibedakan dari belalang jantan karena adanya ovipositor.hewan betina memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas sejumlah filament yang disebut tubulus ovari.Setiap filament ovari mengandung oogonia,dan oocyt yang tersusun dalam seri linier.Selain itu juga berisi nurse cells dan sel-sel jaringan lainnya.Ke arah posterior filamen ovari makin membesar sehingga tampak tubulus itu makin melebar ke arah posterior.Pada setiap ovari ujung posterior semua filament menempel pada oviduk yang merupakan saluran pelepas telur.Kedua oviduk kemudian bergabung membentuk vagina,selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang terletak diantara lempeng-lempeng ovipositor.Seminal receptacle atau spermatheca membuka kea rah vagina.Fungsi organ tersebut adalah menerima spermatozoa selama kopulasi,dan spermatozoa tersebut akan dilepaskan kembali saat membuahi sel telur.Pada hewan jantan memiliki 2 testes, tempat spermatozoa berkembang. Selanjutnya spermatozoa akan dilepas ke dalam vas deferens. Kedua vas deferens bergabung membentuk duktus ejakulatori yang membuka permukaan dorsal dari lempengan subgenital. Diujung anterior duktus ejakulatori terdapat kelenjar asesori yang fungsinya menghasilkan cairan. Cairan itu berfungsi membantu dalam proses memindahkan spermatozoa ke hewan betina.
























BAB III

METODE PENELITIAN


1. Metode Penelitian
Tahap persiapan meliputi pengambilan sampel, yakni mengambil sampel secara langsung di beberapa kecamatan di Kota Malang seperti kecamatan blimbing, kecamatan klojen dan kecamatan lowokwaru.
Tahap pelaksanaan meliputi:
a. Observasi yaitu pengamatan obyek secara langsung dengan menggunakan mata telanjang. Kemudian mendeskripsikan struktur tubuh dari belalang.
b. Dokumentasi yang mengumpulkan data sebagai bahan tertulis serta dokumen yang menyajikan gambar obyek.
c. Study literatur yaitu mengembangkan observasi dengan menggunakan literature baik dari buku maupun internet. Study literature digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan jenis-jenis belalang yang ditemukan.

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu penelitian secara langsung dengan menggunakan mata telanjang dan dengan menggunakan lup. Setelah dilakukan observasi maka objek yang ditemukan dibandingkan dengan yang ada di literatur. Tapi sebelumnya objek-objek tersebut di foto terlebih dahulu.

3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada setiap hari Sabtu dan Minggu pada bulan April dan Mei 2008. Tempat dilakukannya penelitian adalah perumahan ARAYA mewakili kecamatan blimbing, lapangan Rampal mewakili kecamatan Klojen dan di lapangan Gombong mewakili kecamatan Lowokwaru.

4. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah belalang yang terdapat di ketiga wilayah kecamatan tersebut.

5. Prosedur Kerja
a. Menangkap belalang
b. Memasukkan ke dalam plastik
c. Memfoto sample belalang yang telah di tangkap
d. Mengidentifikasi sample belalang yang telah ditangkap
e. Membandingkan hasil identifikasi dengan literatur
6. Data Penelitian
Dari ketiga kecamatan tersebut penulis menemukan 6 belalang. Keenam belalang tersebut terdapat di ketiga kecamatan tersebut. Keenam belalang tersebut sebagai berikut:
a. Melanoplus differentialis
b. Conochepalus fasciatus
c. Gryllus pennsylvanicus Burmeister
d. Allonemobius fasciatus
e. Belalang Sentadu atau Belalang Sembah
f. Dissosteira carolina
7. Analisis Data
Dalam penelitian kali ini penulis menemukan Insecta dari dua ordo yaitu ordo orthoptera dan ordo mantodea.
Ordo orthoptera mengandung satu kumpulan serangga-serangga yang agak bervariasi, banyak dari serangga tersebut sangat umum dan sangat terkenal. Kebanyakan dari mereka adalah pemakan-pemakan tumbuh-tumbuhan, dan beberapa dari serangga ini adalah hama-hama yang penting pada tanaman budidaya. Beberapa adalah pemangsa, sedikit sebagai pemakan bahan organik yang membusuk, dan beberapa lagi sebagai omnivor.
Orthoptera ada yang bersayap dan yang tidak bersayap, dan bentuk-bentuk yang bersayap biasanya mempunyai empat buah sayap. Sayap-sayap depan biasanya memanjang, banyak rangka-rangka sayap, dan agak menebal dan disebut sebagai tegmina (tunggal, tegmen). Sayap-sayap belakang berselaput tipis, lebar dan banyak rangka-rangka sayap, dan pada waktu istirahat mereka biasanya terlipat seperti kipas dibawah sayap-sayap depan. Beberapa jenis memiliki satu atau kedua pasangan sayap yang sangat menyusut atau tidak ada. Tubuhnya memanjang; sersi bagus terbentuk(mengandung dari satu sampai banyak ruas), dan sungutnya secara relatif panjang(kadang-kadang lebih panjang daripada tubuh) dan banyak ruas. Banyak jenis mempunyai satu alat perteluran(ovipositor) yang panjang sepanjang tubuh. Pada yang lainnya alat perteluran pendek dan agak tersembunyi. Tarsi biasanya tiga sampai empat ruas. Bagian-bagian mulut adalah tipe pengunyah, dan metamorfosis sederhana.
Ordo mantodea merupakan salah satu contoh dari ordo mantodea. Belalang sembah adalah serangga-serangga yang agak bergerak lamban, besar dan memanjang yang penampilannya menakjubkan karena keanehan tungkai depan mereka yang mengalami modifikasi. Protoraks sangat memanjang dan dapat digerakkan menempel pada pterotoraks; koksa-koksa depan sangat panjang dan mobil; dan femora depan dan tibiae diperlengkapi dengan duri-duri yang kuat dan cocok untuk menangkap korban. Kepala dengan bebas dapat bergerak. Belalang sembah adalah satu-satunya serangga yang dapat melihat ke belakang pundak mereka. Serangga-serangga ini adalah pemangsa tingkat tinggi dan makan segala macam serangga (termasuk belalang sembah lainnya). Mereka biasanya diam dan menunggu korban mereka dengan tungkai-tungkai depan dengan posisi yang diangkat ke atas. Posisi ini telah memberikan nama-nama umum “belalang sembah” dan “peramal” yang seringkali dipakai untuk serangga-serangga ini. Belalang sembah bertelur dalam musim dingin dan telur-telurnya diletakkan pada ranting-ranting atau batang-batang rumput dalam satu pembungkus telur seperti busa(styrofoamlike) atau ooteka yang disekresikan oleh betina. Masing-masing bungkus telur mengandung 200 atau lebih telur. Bila dibawa ke dalam rumah dan dijaga hangat, telur-telur akan menetas pada akhir musim dingin atau permulaan musim semi, dan nimfa-nimfa, kecuali kalau dilengkapi dengan makanan, akan makan satu sama lainnya sampai seekor nimfa yang besar tetap tinggal.







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Melanoplus differentialis

filum : arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Orthoptera
super ordo : Orthopteroidea
famili : Acrididae
sub famili : Melanoplus
jenis : Melanoplus differentialis




Melanoplus differentialis termasuk belalang yang merusak. Beberapa jenis belalang ini jumlahnya sanagat meningkat dan migrasi cukup jauh, menyebabkan kerusakan yang merupakan malapetaka. Kelompok-kelompok besar serangga-serangga yang migrasi ini dapat mengandung jutaan belalang yang secara harfiah dapat membuat mendung langit. Dari tahun 1874-1877 kelompok-kelompok terbang yang besar dari belalang-belalang migrasi terdapat di dataran-dataran di padang-padang sebelah timur Rocky Mountains dan bermigrasi ke lembah Mississippi dan ke Texas, merusak tanaman panenan(di tempat mereka berhenti dalam penerbangan). Kelakuan migrasi ini diikuti membengkaknya jumlah belalang, akibat satu kombinasi dari keadaan-keadaan lingkungan yang cocok. Bila jumlahnya menurun, serangga tersebut tetap tinggal di tempat.

2. Conochepalus fasciatus
filum : Arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Orthoptera
super ordo : Orthopteroidea
famili : Tettigoniidae
sub famili : Conochepalinae
jenis : Conochepalus fasciatus





Conochepalus fasciatus merupakan belalang padang rumput. Belalang-belalang ini berukuran kecil sampai sedang, bertubuh ramping biasanya berwarna kehijau-hijauan, yang biasanya terdapat terutama di padang-padang rumput dan sepanjang tepi-tepi kolam dan aliran-aliran air(J. Borror, Bonar, dkk:1992).

3. Gryllus pennsylvanicus Burmeister
filum : Arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Orthoptera
super ordo : Orthopteroidea
famili : Gryllacrididae
jenis : Gryllus pennsylvanicus Burmeister



Cengkerik-cengkerik ini sangat mirip dengan cengkerik tanah, tetapi biasanya lebih besar(panjangnya lebih dari 13 mm), dan bervariasi warnanya dari kecoklat-coklatan sampai hitam. Cengkerik-cengkerik lapangan adalah serangga-serangga yang sangat umum pada padang-padang rumput, lapangan-lapangan terbuka, sepanjang sisi-sisi jalan, dan di halaman-halaman, dan beberapa masuk ke dalam rumah-rumah. Beberapa jenis Gryllus sangat mirip secara morfologis dan dahulunya dianggap mewakili satu jenis tunggal.

4. Allonemobius fasciatus
Filum : Arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Orthoptera
super ordo : Orthopteroidea
famili : Gryllidae
sub famili : Nemobiinae
jenis : Allonemobius fasciatus


Cengkerik ini adalah serangga-serangga yang umum terdapat di padang-padang rumput, di lapangan rumput, sepanjang sisi jalan, dan di daerah-daerah yang berhutan. Ukuran mereka kurang dari 13 mm dan warnanya biasanya kecoklat-coklatan. Nyanyian-nyanyian kebanyakan jenis adalah lembut, bernada tinggi, dan seringkali lengkingan-lengkingan yang bergetar atau dengungan-dengungan.

5. Belalang Sentadu atau Belalang Sembah
filum : Arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Mantodea
famili : Mantidae
jenis : Belalang Sentadu atau Belalang Sembah



Belalang sentadu atau belalang sembah adalah sebuah nama yang lazim diberikan kepada serangga dari ordo Mantodea. Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut “praying mantis” karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani Mantes untuk nabi atau peramal nasib.
Ada sekitar 2.300 spesies dalam ordo Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa spesies hidup di iklim dingin, seperti di utara Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Siberia. Kebanyakan belalang sentadu tergolong keluarga Mantidae.
Belalang sentadu adalah salah satu dari segelintir serangga yang dapat memutar kepalanya. Beberapa teks merujuk kepada belalang sentadu Eropa (Mantis religiosa) sebagai belalang sentadu yang paling umum di negara-negara di Eropa. Ischnobelalang mantis gigas adalah belalang sentadu terbesar dengan panjang 17 cm untuk yang betina, dan ditemukan di daerah Sahel di Afrika. Belalang sentadu terkecil adalah Bolbe pygmaea, yang hanya 1cm panjangnya pada usia dewasa.
Seekor belalang sentadu betina yang hamil akan menghasilkan massa busa yang besar, yang disebut ootheca. Ootheca ini dapat memuat hingga 300 butir telur, yang semuanya dilindungi dalam kantung busa. Oothecae ini dihasilkan pada musim gugur—dan sesudah itu belalang sentadu dewasa mati— dan menetas dalam waktu hingga lima bulan. Sebagian spesies menetas dalam interval kecil, dan proses penetasan dapat berlangsung hingga lima minggu ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Belalang betina yang hamil tidak hanya memproduksi oothecae, tetapi juga oothecae yang tidak subur oleh belalang betina yang belum dikawini. Kadang-kadang satu atau dua larva menetas, tetapi hal ini jarang sekali terjadi. Beberapa spesies, seperti misalnya Brunneria borealis, menghasilkan oothecae melalui partenogenesis. Dalam keadaan ini, belalang jantan tidak dibutuhkan untuk menghasilkan ootheca yang subur; namun, semua belalang yang dihasilkan dari proses ini adalah betina. Di AS, spesies belalang sentadu pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang sentadu Carolina adalah serangga resmi negara bagian South Carolina, dan belalang sentadu Eropa adalah serangga resmi negara bagian Connecticut.
6. Dissosteira carolina
filum : arthropoda
kelas : Insecta
subkelas : Exopterygota,
ordo : Orthoptera
super ordo : Orthopteroidea
famili : Acrididae
sub famili : Oedopodinae
jenis : Dissosteira carolina




Serangga ini memiliki sayap belakang berwarna cemerlang, dan mereka biasanya seringkali terdapat di daerah-daerah yang tumbuh-tumbuhannya jarang. Mereka seringkali hinggap di atas tanah yang telanjang dengan sayap-sayap belakang tersembunyi dan sayap-sayap depan berbaur dengan latar belakangnya. Serangga-serangga ini sangat besar dalam penerbangan, karena warna yang terang dari sayap-sayap belakang dan suara seperti barang retak yang kadang-kadang ditimbulkan oleh sayap. Oedipodinae adalah sati-satunya belalang bersungut pendek yang menghasilkan suara ketika terbang.














BAB V
PENUTUP


1. Kesimpulan
Belalang banyak ditemukan di berbagai daerah dan berbagai Negara. Belalang dapat hidup di musim tropis dan sub-tropis. Belalang dapat memperhatikan apa yang ditangkap penglihatannya seperti garis kaki langit (horizon) untuk menentukan arah terbang dan tujuan akhirnya. Untuk mengokohkan keseimbangan kedudukannya, lalat telah diciptakan dengan rancangan yang lebih luar biasa lagi. Belakang memiliki masing-masing sayap itu terdapat tonjolan melingkar yang dikenal sebagai halter (pengekang). Meskipun tidak menghasilkan gaya angkat, pengekang ini bergetar bersama sayap-sayap depan. Belalang pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang betina pada saat hamil menghasilkan massa busa yang disebut ootheca. Ootheca dapat memuat seratus hingga beribu butir telur yang ada didalam katung busa dan menetas dalam kurun waktu lima bulan. Sebagian spesies menetas dalam interval kecil, dan proses penetasan dapat berlangsung hingga lima minggu ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Semua belalang dihasilkan dari belalang betina.
Belalang merupakan kelompok yang melimpah pada lingkungan teresterial dan air tawar. Walaupun beberapa diantaranya merupakan Insekta berbahaya, namun ada juga yang berguna dalam mengontrol hama dan penyerbukan tanaman. Beberapa gambaran khusus yang berperanan dalam keberhasilan Insekta Teresterial adalah sebagai berikut:
a. Pelindung eksosekeleton yang memungkinkan untuk gerak dan terbang.
b. Sistem respirasi trakheal yang menghambat hilangnya air.
c. Tubulus malpighi, berfungsi mengeluarkan sisa nitrogen berupa asam urat yang bercampur dengan feses yang mengandung sedikit air.
d. Adaptasi perilaku, biokimia dan anatomi.
e. Mekanisme reproduksi, termasuk tingginya potensial biotik


2. Saran
Meskipun belalang merupakan kelompok yang melimpah pada lingkungan teresterial dan air tawar. Namun belalang harus tetap dijaga kelestariannya. Karena disamping Insecta yang berbahaya, namun belalang juga berguna dalam mengontrol hama dan berperan dalam penyerbukan tumbuhan. Baik serangga maupun tumbuh-tumbuhan dapat memperoleh keuntungan dari hubungan timbal balik. Tetapi biasanya serangga selalu memperoleh makanannya dari tumbuh-tumbuhan, sehingga serangga dapat merugikan tanaman. Adanya serangga di bumi ini tergantung secara langsung ataupun tidak dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya: serangga tertarik kepada tanaman, baik untuk makanan atau sebagai tempat berlindung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar